-->
Pagi itu
Maulin sedang sibuk merapikan rambutnya didepan kaca sambil menyanyi.
Dengan muka yg sok cantik dia memastikan penampilannya sudah
benar-benar rapi dan berharap akan ada pangeran tampan yg meliriknya.
Idiiiihh narsis..
Maulin
bergaya ala Miss Universe yg lagi say hello sama penggemarnya, tiba
–tiba kakak teriak-teriak,
“Maulin,
cepetan! Kamu sebenernya udah siap belum sih?”
Dengan
muka kesal Maulin menjawab,
“Iya
kakak, bentar lagi kok. Buru-buru amat sih, kayak mau ngejar maling
aja.”
Maulin
melanjutkan kegiatan menyisirnya sambil bernyanyi-nyanyi ala sinden
Jaipongan, lalu beranjak keluar dari kamarnya dan menghampiri kakak
yg sedang sarapan.
“kak,
kita jadi ke Mall kan?”
Kakak
menggeleng, mengangguk, menggeleng lagi, mengangguk lagi. Melihat
muka Maulin yg bingung, kakak tertawa.
“ Iya
iya, jadi. Nggak usah bingung gitu napa. Biasa aja kaleeee.”
“hhuuuuuu,
Kakak tu yg biasa aja.” Balas Maulin.
Sambil
tersenyum sombong Kakak meninggalkan Maulin yg duduk dimeja makan
menuju motor yg sudah dari tadi terparkir di depan rumah.
“ehh,
hlo kak tunggu.”
Dengan
btergesa-gesa Maulin memakai sepatu yg ada didepannya.
“Kamu
udah siap?” dengan muka yg tidak meyakinkan kakak bertanya.
“Iya,
aku udah siap. Cabuuuuutt ! ”
Ucap
Maulin dengan semangat 45. Motor kakak melaju dengan sangat kencang.
Maulin sibuk memegangi rambutnya yg berantakan tertiup angin karena
tidak membawa helm.
“Kak,
jangan ngebut ! Pelan-pelan aja. ”
Kakak
tidak menghiraukan ucapan Maulin, tiba- tiba motor terasa aneh, kakak
memutuskan untuk menepi dan menengok ada apa dengan motornya.
“waaaaaahh,
ban motornya bocor.”
Merasa
ada yg aneh dengan adiknya, kakakpun bertanya,
“kamu
kenapa?”
Dengan
muka merah yg tersipu malu, Maulin menjawab ,
“hehee,
sepatuku ketukar kan, kita pulang aja yaa??”
Dengan
ekpresi menahan tawa,
“ya
udah, kita pulang. Tapi nambalin ,motor dulu ya?”
“Iya,
“ ucap Maulin
Selama
menunggu motor di tambal, Maulin hanya terdiam mendengarkan kisah
hidup situkang tambal ban yg sangat kurang dari kata cukup. Situkang
tambal ban ternyata adalah teman Maulin saat SMP dulu, btetapi pada
saat kelas 2 dia keluar karena tidak sanggup membayar biaya sekolah,
ayahnya sudah meninggal, ibunya hanyalah seorang tukang cuci dirumah
tetangga, adiknya ada 3 dan masih sangat kecil. Karena itulah dia
memilih berhenti sekolah dan bekerja menjadi tukang tambal ban.
“Lin,
ayo pulang, udah selesai nihh.” Ucap kakak
“Eeh
dasar bocah, ditanya malah bengong. Lin, kesurupan yaa? ” sambil
menepuk punggung Maulin.
“Hmm,
iya iya, udah yaa. Ayo pulang.”
Ucap
Maulin dengan ekspresi yg kaget.
Setelah
saat itu Maulin sadar kalau selama ini dia kurang mensyukuri apa yg
dia punya.