Minggu, 23 Desember 2012

Mengenal Penyakit Flu Burung

Flu burung atau avian influenza adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Adapun definisi dari beberapa kasusnya yaitu:
  1. Kasus suspect, adalah kasus seseorang ayng menderita ISPA dengan gejala-gejala demam ( temperatus 38°C), batuk atau sakit tenggorokan, dan beringus. Itu terjadi karena seminggu terakhir mrngunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung, lalu orang itu kontak dengan virus yang sedang dalam masa penularan. Hal yang lain adalah jika orang yang bekerja pada laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau hewan yang dicurigai menderita flu burung.
  2. Kasus probable, adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah pada virus influenza A(H5N1). Misal test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia gagal pernafasan atau meninggal dan terbukti tidak ada penyakit lain.
  3. Kasus kompermasi, adalah kasus suspect atau probable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium. Dalam hal ini kultur virus H5N1 positif PCR influenza(H5)positif. selain itu terjadi peningkatan titer antibodi H5 sebesar 4X.
Selanjutnya, gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, beringus, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas. Dalam waktu singkat, penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan paru-paru (pneumonia). Apabila tidak dilakukan tata laksana dengan baik dapat menyebabkan kematian.
Penyebab penyakit flu burung adalah virus influenza. Sifat dari virus ini dapat bertahan di air sampai 4 hari dalam suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. dalam tinja unggas dan tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menute.
Terdapat beberapa virus influenza yang dikenal: tipe A, tipe B, dan tipe C. virus tipe A terdiri dari beberapa turunan, yaitu H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2, dll. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Photogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1 (H=hemaglutinin; N= neuraminidase). Hasil studi yang ada menunjukan bahwa unggas yang sakit mengluarkan virus influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum virus flu burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.
Masa inkubasi virus influenza bervariasi, antara 1-7 hari. Penularan H5N1 pada unggas terjadi dengan cepat dan mematikan. Penyebarannya terjadi diantara populasi unggas satu peternakan, bahkan dapat menyebar dari satu peternakan ke peternakan di daerah lain. Adapun penularan ke manusia adalah melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang dari tinja atau sekreta unggas terserang flu burung. Orang yang memiliki resiko besar terkena flu burung dalah pekerja peternakan unggas , penjual dan penjamah unggas. Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Selain itu, belum ada bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi .
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekreta unggas, dengan tindakan sebagai berikut:
  1. Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditata laksana dengan baik(ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi sekitarnya.
  2. Menjaga kebersihan diri
  3. Melaksanakan kebersihan ingkungan
  4. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci denga desinfektan
  5. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
  6. Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit. Dalam hal ini, telur unggas perlu dipanas kan pada suhu 64°C selama 5 menit.
  7. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker atau kacamata renang).


Sumber: www:depkes.go.id(dengan perubahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar