Minggu, 23 Desember 2012

MAULIN

-->
Pagi itu Maulin sedang sibuk merapikan rambutnya didepan kaca sambil menyanyi. Dengan muka yg sok cantik dia memastikan penampilannya sudah benar-benar rapi dan berharap akan ada pangeran tampan yg meliriknya. Idiiiihh narsis..
Maulin bergaya ala Miss Universe yg lagi say hello sama penggemarnya, tiba –tiba kakak teriak-teriak,
Maulin, cepetan! Kamu sebenernya udah siap belum sih?”
Dengan muka kesal Maulin menjawab,
Iya kakak, bentar lagi kok. Buru-buru amat sih, kayak mau ngejar maling aja.”
Maulin melanjutkan kegiatan menyisirnya sambil bernyanyi-nyanyi ala sinden Jaipongan, lalu beranjak keluar dari kamarnya dan menghampiri kakak yg sedang sarapan.
kak, kita jadi ke Mall kan?”
Kakak menggeleng, mengangguk, menggeleng lagi, mengangguk lagi. Melihat muka Maulin yg bingung, kakak tertawa.
Iya iya, jadi. Nggak usah bingung gitu napa. Biasa aja kaleeee.”
hhuuuuuu, Kakak tu yg biasa aja.” Balas Maulin.
Sambil tersenyum sombong Kakak meninggalkan Maulin yg duduk dimeja makan menuju motor yg sudah dari tadi terparkir di depan rumah.
ehh, hlo kak tunggu.”
Dengan btergesa-gesa Maulin memakai sepatu yg ada didepannya.
Kamu udah siap?” dengan muka yg tidak meyakinkan kakak bertanya.
Iya, aku udah siap. Cabuuuuutt ! ”
Ucap Maulin dengan semangat 45. Motor kakak melaju dengan sangat kencang. Maulin sibuk memegangi rambutnya yg berantakan tertiup angin karena tidak membawa helm.
Kak, jangan ngebut ! Pelan-pelan aja. ”
Kakak tidak menghiraukan ucapan Maulin, tiba- tiba motor terasa aneh, kakak memutuskan untuk menepi dan menengok ada apa dengan motornya.
waaaaaahh, ban motornya bocor.”
Merasa ada yg aneh dengan adiknya, kakakpun bertanya,
kamu kenapa?”
Dengan muka merah yg tersipu malu, Maulin menjawab ,
hehee, sepatuku ketukar kan, kita pulang aja yaa??”
Dengan ekpresi menahan tawa,
ya udah, kita pulang. Tapi nambalin ,motor dulu ya?”
Iya, “ ucap Maulin
Selama menunggu motor di tambal, Maulin hanya terdiam mendengarkan kisah hidup situkang tambal ban yg sangat kurang dari kata cukup. Situkang tambal ban ternyata adalah teman Maulin saat SMP dulu, btetapi pada saat kelas 2 dia keluar karena tidak sanggup membayar biaya sekolah, ayahnya sudah meninggal, ibunya hanyalah seorang tukang cuci dirumah tetangga, adiknya ada 3 dan masih sangat kecil. Karena itulah dia memilih berhenti sekolah dan bekerja menjadi tukang tambal ban.
Lin, ayo pulang, udah selesai nihh.” Ucap kakak
Eeh dasar bocah, ditanya malah bengong. Lin, kesurupan yaa? ” sambil menepuk punggung Maulin.
Hmm, iya iya, udah yaa. Ayo pulang.”
Ucap Maulin dengan ekspresi yg kaget.
Setelah saat itu Maulin sadar kalau selama ini dia kurang mensyukuri apa yg dia punya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar