bayangkan,
apa yang terjadi jika manusia di muka bumi ini tidak memiliki
alat-alat transportasi. Kemudian, andaikan juga manusia hanya
memiliki alat transportasi tradisional yang hanya menggunakan tenaga
air (sungai) atau tenaga angin. Betapa lambatnya untuk berpindah dari
satu tempat ke tempat lain. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan berapa banyak bahaya yang harus ditempuh.
Meskipun
zaman sudah berubah, penemuan alat transportasi modern bukan berarti
tanpa resiko. Manusia mulai menyadari bahwa semua alat transportasi
modern telah menimbulkan polusi, yaitu pengotoran udara dan mempunyai
efek yang lebih jauh terhadap lingkungan hidup manusia. Para ahli
sibuk mempersoalkan menipisnya lapisan ozon karena zat-zat tertentu
yang dipakai untuk memperoleh kelezatan hidup.
Para
pakar pun mulai memikirkan jalan keluarnya. Mereka berusaha mencari
bahan bakar yang bersih pengganti bahan bakar minyak (BBM). Orangpun
mulai berpikir bagaimana memanfaatkan tenaga surya yang melimpah
untuk menjalankan kendaraan dengan bahan bakar gas (BBG) pengganti
bahan bakar minyak (BBM).
BBG
muncul sebagai isu utama, isu global untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Penggunaan BBG untuk kendaraan bermotor di
indonesia sudah diterima sebagai alternatif untuk pengganti bensin
dan solar.
Dengan
tidak mempersoalkan penghematan penggunaan BBG ini dan keuntungan
lain bagi mesin-mesin kendaraan, pada kesempatan ini hanya akan
mempersoalkan fungsi BBG dalam mengurangi polutan. Melihat
perbandingan emisi gas pembuangan (gr/ml), terbukti bahwa emisi BBG
itu negatif, yakni bensin 0.06 dan solar 0.7. penelitian yang
dilakukan oleh society of automotif engineers di negara belanda
menunjukan bahwa gas CO yang dihasilkan oleh mobil yang berbahan
bakar minyak sekitar 15 gram/km, sedangkan mobil ber-BBG hanya 2.9
gram/km. dengan lingkungan daripada kendaraan yang memakai BBM.
Bukanya
latah jika penggunaan BBG dilakukan sebagai upaya diversivfikasi dan
konservasi energi, karena selama ini cadangan minyak mentah diperut
bumi indonesia semakin menipis. Padahal, potensi BBG yang sebutan
aslinya Compressed Natural Gas (CNG) cukup melimpah. Di jawa timur
saja terdapat kelebihan produksi BBG sebesar 200 juta kaki
kubik/hari. Cadangan gas alam di jawa timur diperkirakan bisa
mencukupi selama 40 tahun lagi.
Di
indonesia BBG pertama kali dipasarkan tahun 1987. Sejak saat itu
hingga November 1994, menurut data dari Direktorat Pembekalan dan
Pemasaran Dalam Negeri, Divisi Pemasaran nonBBM, LPG, dan BBG, jumlah
yang memakai BBG mencapai lebih dari 2500 kendaraan, terdiri atas
Taksi, disusul Mikrolet, Kendaraan Pribadi dan Bus.
Sumber:
Fasih Berbahasa Indonesia Karangan Gorys Keraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar