Minggu, 23 Desember 2012

Bahan Bakar Gas


bayangkan, apa yang terjadi jika manusia di muka bumi ini tidak memiliki alat-alat transportasi. Kemudian, andaikan juga manusia hanya memiliki alat transportasi tradisional yang hanya menggunakan tenaga air (sungai) atau tenaga angin. Betapa lambatnya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan berapa banyak bahaya yang harus ditempuh.
Meskipun zaman sudah berubah, penemuan alat transportasi modern bukan berarti tanpa resiko. Manusia mulai menyadari bahwa semua alat transportasi modern telah menimbulkan polusi, yaitu pengotoran udara dan mempunyai efek yang lebih jauh terhadap lingkungan hidup manusia. Para ahli sibuk mempersoalkan menipisnya lapisan ozon karena zat-zat tertentu yang dipakai untuk memperoleh kelezatan hidup.
Para pakar pun mulai memikirkan jalan keluarnya. Mereka berusaha mencari bahan bakar yang bersih pengganti bahan bakar minyak (BBM). Orangpun mulai berpikir bagaimana memanfaatkan tenaga surya yang melimpah untuk menjalankan kendaraan dengan bahan bakar gas (BBG) pengganti bahan bakar minyak (BBM).
BBG muncul sebagai isu utama, isu global untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Penggunaan BBG untuk kendaraan bermotor di indonesia sudah diterima sebagai alternatif untuk pengganti bensin dan solar.
Dengan tidak mempersoalkan penghematan penggunaan BBG ini dan keuntungan lain bagi mesin-mesin kendaraan, pada kesempatan ini hanya akan mempersoalkan fungsi BBG dalam mengurangi polutan. Melihat perbandingan emisi gas pembuangan (gr/ml), terbukti bahwa emisi BBG itu negatif, yakni bensin 0.06 dan solar 0.7. penelitian yang dilakukan oleh society of automotif engineers di negara belanda menunjukan bahwa gas CO yang dihasilkan oleh mobil yang berbahan bakar minyak sekitar 15 gram/km, sedangkan mobil ber-BBG hanya 2.9 gram/km. dengan lingkungan daripada kendaraan yang memakai BBM.
Bukanya latah jika penggunaan BBG dilakukan sebagai upaya diversivfikasi dan konservasi energi, karena selama ini cadangan minyak mentah diperut bumi indonesia semakin menipis. Padahal, potensi BBG yang sebutan aslinya Compressed Natural Gas (CNG) cukup melimpah. Di jawa timur saja terdapat kelebihan produksi BBG sebesar 200 juta kaki kubik/hari. Cadangan gas alam di jawa timur diperkirakan bisa mencukupi selama 40 tahun lagi.
Di indonesia BBG pertama kali dipasarkan tahun 1987. Sejak saat itu hingga November 1994, menurut data dari Direktorat Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri, Divisi Pemasaran nonBBM, LPG, dan BBG, jumlah yang memakai BBG mencapai lebih dari 2500 kendaraan, terdiri atas Taksi, disusul Mikrolet, Kendaraan Pribadi dan Bus.



Sumber: Fasih Berbahasa Indonesia Karangan Gorys Keraf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar